UNIK DAN ANEH - Sao Paulo Sinar matahari adalah merupakan salah satu vitamin bagi kulit, khususnya sinar matahari pada pagi hari. Namun ternyata bagi penduduk yang tinggal di sebuah desa di Brasil yang bernama Araras, terkena pancaran sinar matahari langsung malah menjadi suatu hal yang membahayakan.
Seperti yang dilansir dari Dailymail, Selasa (13/4/2014), sinar matahari bagi penduduk yang tinggal di desa Araras, Brasil menjadi hal yang harus dihindari. Pasalnya para penduduk di desa tersebut memiliki alergi yaitu kulit mereka akan meleleh setiap terkena sinar matahari.
Desa Araras di Sao Paulo, Brasil sendiri memiliki populasi terbesar di mana penduduknya terkena penyakit kulit yang cukup lama bernama xeroderma pigmentosum (XP). Kondisi ini bersifat turun-temurun dan membuat korbannya sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet matahari.
Seperti yang dilansir dari Dailymail, Selasa (13/4/2014), sinar matahari bagi penduduk yang tinggal di desa Araras, Brasil menjadi hal yang harus dihindari. Pasalnya para penduduk di desa tersebut memiliki alergi yaitu kulit mereka akan meleleh setiap terkena sinar matahari.
Desa Araras di Sao Paulo, Brasil sendiri memiliki populasi terbesar di mana penduduknya terkena penyakit kulit yang cukup lama bernama xeroderma pigmentosum (XP). Kondisi ini bersifat turun-temurun dan membuat korbannya sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet matahari.
Orang yang menderita XP menjadi sangat rentan terhadap kanker kulit dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari, yang membuat kulit mereka kemerahan, mentah dan tak sedap dipandang.
Karena Araras merupakan desa yang bergantung pada komunitas petani tropis, maka pekerjaan di luar ruangan pun tak bisa dihindari. Kebanyakan penduduknya terpaksa harus menghabiskan waktu berjam-jam di luar ruangan dan bertahan di bawah sinar matahari yang menusuk.
Karena Araras merupakan desa yang bergantung pada komunitas petani tropis, maka pekerjaan di luar ruangan pun tak bisa dihindari. Kebanyakan penduduknya terpaksa harus menghabiskan waktu berjam-jam di luar ruangan dan bertahan di bawah sinar matahari yang menusuk.
Dari 800 penduduk, sekitar 20 orang menderita penyakit ini, salah satunya adalah seorang pria berusia 38 tahun bernama Antonio Jardim yang telah menderita penyakit ini selama beberapa tahun.
�Aku selalu terekspose matahari, bekerja, bercocok tanam, bertani, dan merawat sapi. Seiring waktu berlalu, kondisiku semakin parah,� tuturnya.
Jardim sendiri telah mengalami gejala penyakit ini saat umurnya 9 tahun, dan mulai tumbuh bercak-bercak dengan ukuran tak wajar dan benjolan di wajahnya. Sayangnya, ia tak bisa melindungi tubuhnya dan membuat penyakitnya semakin parah.
�Aku selalu terekspose matahari, bekerja, bercocok tanam, bertani, dan merawat sapi. Seiring waktu berlalu, kondisiku semakin parah,� tuturnya.
Jardim sendiri telah mengalami gejala penyakit ini saat umurnya 9 tahun, dan mulai tumbuh bercak-bercak dengan ukuran tak wajar dan benjolan di wajahnya. Sayangnya, ia tak bisa melindungi tubuhnya dan membuat penyakitnya semakin parah.
Penyakit ini bahkan telah menjalar ke kulit bibir, hidung, pipi dan mata Jardim. Penyakit inipun tidak hanya menyerang kulit. Sekitar satu dari lima pasien juga menderita kejang otot, tuli, dan lambatnya pertumbuhan.
Kini untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut, warga pun berusaha untuk berhati-hati saat ke luar rumah di siang hari, seperti memastikan telah menggunakan baju lengan panjang, masker dan bahkan sebisa mungkin hanya keluar di malam hari.
Kini untuk mencegah timbulnya penyakit tersebut, warga pun berusaha untuk berhati-hati saat ke luar rumah di siang hari, seperti memastikan telah menggunakan baju lengan panjang, masker dan bahkan sebisa mungkin hanya keluar di malam hari.